Rabu, 11 Januari 2012

10 Hal Perawatan Kulit

Sepuluh hal yang harus diperhatikan dalam merawat penyakit kulit:
1. Tidak semua penyakit kulit diobati dengan salep yang sama
Ada beragam penyakit kulit dengan beragam penyebab. Ada yang disebabkan faktor luar, seperti luka. Luka kulit pun berjenis-jenis. Ada luka lecet, luka serut, luka belah, luka lubang, dan luka patah tulang. Perawatan luka perlu penanganan khusus. Luka dangkal dapat ditangani sendiri, sementara luka dalam butuh jahitan dan perawatan khusus.
Bagaimana luka dirawat juga sering bermasalah. Yang pertama-tama perlu dilakukan, lakukan perawatan luka secara benar saat awal luka terjadi. Bersihkan luka dari segala jenis kotoran maupun kulit yang terkelupas atau terkoyak. Jika luka kotor, bersihkan dengan sabun lunak (soda rendah) dan bilas dengan air mengalir. Setelah bersih, bubuhi antisepsis (penyuci hama), sekurang-kurangnya alkohol 70 persen (bukan 96 persen), lalu tutup. Jangan terlalu rapat, berikan celah agar udara masih bisa mengalir memapari luka.
Jika luka cukup dalam, setelah dibersihkan, luka dibasuh dengan cairan peroksida (bisa dibeli bebas di apotek). Tujuannya untuk meniadakan kalau-kalau ada kuman tetanus yang sudah telanjur ikut memasuki luka. Cairan yang berbusa ini membentuk zat asam di dalam luka, suasana yang tidak disukai kuman tetanus.
Luka yang tak memerlukan jahitan ditutup dengan kasa steril setelah dibubuhi antisepsis. Jangan melapisi luka dengan kapas, sebab kapas melekat pada luka, dan jaringan kulit muda yang akan terbentuk bisa lengket ketika kapas diangkat. Akibatnya, luka tak kunjung pulih.
Jika luka sedikit menganga, usahakan merapatkannya agar kedua belahan luka menyatu, sehingga memudahkan penyembuhan. Setelah dibalut, upayakan agar luka tidak tersentuh air mandi atau air apa pun selama beberapa hari. Ganti pembalut luka setiap habis mandi. Bubuhi lagi cairan antisepsis.
Jika luka masih basah dan tampak cairan kuning, kemungkinan luka terinfeksi. Kalau sudah demikian, tak cukup membubuhinya dengan antisepsis. Tambahkan salep atau krim antibiotika. Jika tidak, luka akan berubah menjadi borok. Borok selain menambah lama penyembuhan, luka akan menyisakan bekas atau parut pada kulit.
Luka yang dirawat dengan benar, dalam beberapa hari akan mengering, merapat, tidak basah, tidak meradang dan tak nyeri. Luka yang terganggu penyembuhannya akan tetap basah, bengkak, dan nyeri, tanda luka terinfeksi.
Luka yang ditutup secara ketat dan rapat akan mengganggu proses penyembuhan. Luka akan tetap basah dan jaringan tunas kulit tidak terbentuk, sehingga luka jadi lama mengering. Selain itu, menutupi luka rapat-rapat berisiko tercemar kuman tetanus yang ada di alam bebas. Terlebih luka di tungkai atau kaki. Spora tetanus bertebaran di permukaan tanah, di mana-mana.
Luka kecil dan tidak dalam yang terjadi tidak di tempat yang kotor, tidak memerlukan suntikan tetanus. Hanya luka dalam yang terjadi di jalan atau tanah kotor yang memerlukan suntikan tetanus. Ada dua jenis suntikan, yakni jenis serum dan jenis toksoid. Jika sudah pernah mendapat suntikan tetanus beberapa tahun berselang, cukup diberi serum ATS. Jika belum pernah disuntik tetanus, selain ATS diberikan toksoid tetanus untuk membentuk zat anti-tetanus. Dokter akan mempertimbangkan apa yang perlu dilakukan terhadap suatu luka.
Jika telanjur terinfeksi, luka biasanya menjadi basah berair, bernanah. Sebaiknya tidak ditutup, tidak pula diberikan salep atau krim, melainkan dikompres rivanol (bisa dibeli bebas di apotik) selama beberapa hari. Ganti kompres setiap kali kompres sudah mengering. Salep atau krim antibiotika baru dibubuhkan jika luka sudah kering betul. Luka basah yang diberi salep atau krim akan sukar menyembuh. Begitu juga luka yang sudah kering, tidak boleh dikompres.
2. Luka bakar bukan odol atau mentega salepnya
Sering terjadi, luka bakar diolesi odol atau mentega. Luka bakar tak ubahnya luka umumnya, perlu dirawat secara suci hama. Odol dan mentega tidak memberi manfaat, malah bisa buruk akibatnya. Odol atau mentega mungkin tidak suci hama, sehingga kuman masuk ke dalam luka.
Luka bakar ringan (hanya kemerahan kulit tanpa lepuh) cukup diolesi salep livertran (bisa dibeli bebas di apotik), dan tak perlu ditutup. Luka bakar lepuh bergelembung, jangan dipecahkan. Biarkan pecah sendiri. Setelah pecah, lindungi dari paparan air mandi, sebab kulit di dalam masih kulit muda yang mudah ditembus kuman. Perawatan dengan antisepsis tetap perlu selain menambah salep livertran. Sekarang ada salep jenis lain untuk membantu menumbuhkan jaringan kulit baru.
Luka lepuh bergelembung yang luas butuh perawatan rumah sakit. Demikian pula luka bakar berat yang mengelupasi kulit sampai dalam, dan bikin kulit gosong, juga tak dapat dirawat sendiri di rumah.
3. Jahitan luka jangan dibiarkan tidak dibuka
Jika luka sampai dijahit, jangan lupa untuk membuka jahitannya. Sering terjadi, pasien tidak kembali ke dokter untuk membuka jahitan. Biasanya jahitan dibuka seminggu kemudian, atau lebih dini jika terjadi infeksi. Luka dijahit bisa saja terinfeksi. Selain bengkak dan nyeri, mungkin ada jahitan yang mengelupas dan lepas. Jika ini terjadi, perlu dirapikan ulang. Jika tidak dikoreksi, luka akan menyisakan bekas yang jelek.
Jahitan luka memang tidak selalu harus dibuka jika memakai cara klem atau jahitan langsung dengan benang usus. Selama memakai benang sutera, jahitan perlu dibuka. Jika tidak dibuka, benang merupakan benda asing sumber infeksi. Bisa jadi, penyembuhan luka tidak berlangsung sempurna dan benangnya akan menyatu terikat oleh jaringan kulit baru. Ini tentu tidak sehat
Selengkapnya...

Selasa, 10 Januari 2012

Cara menjaga kesehatan

Cara menjaga kesehatan                                          Kesehatan merupakan hal yang wajib kita perhatikan lagi lebih baik. Sebab banyak orang meninggal dunia dengan kasus yang berbeda-beda namun yang paling banyak adalah kasus yang ditimbulkan penyakit. Saat ini penyakit yang menduduki peringkat pertama yaitu penyakit jantung. Selain itu masing banyak lagi penyakit-penyakit yang mengakibatkan penderitanya sampai meninggal dunia.
Nah untuk meminimalkan angka kematian per tahun di indonesia sebaiknya berawal dari kebersihan lingkungan dan kehigenisan makanan yang dimakan. Sebab dengan kita mengawalinya dengan kebersihan hal tersebut akan meminimalkan penyakit bermunculan. Contohnya jika kita menjaga kebersihan lingkungan maka akan membantu memberantas munculnya nyamuk aedes aegypti yang dapat menyebabkan penyakit demam berdarah dan dapat berdampak pada kematian. selain itu jika kita membersihkan tangan sebelum makan akan bermanfaat bagi kita. Sebab walaupun dipandang dengan mata telanjang terlihat bersih, sebetulnya banyak bakteri dan kuman yang berada pada tangan kita.
Selengkapnya...

Kamis, 05 Januari 2012

Penyakit Kulit dan Pencegahannya

Penyakit Kulit -
Penyakit kulit yang dibahas disini adalah penyakit kulit yang tidak berbahaya atau dalam arti kata lain tidak akan menimbulkan dampak buruk terhadap kelangsungan hidup orang terkena penyakit tersebut, namun cenderung lebih kepada rasa gatal-gatal yang dialami oleh si penderita atau mungkin juga barakibat rasa malu atau kurang percaya diri.

Berikut adalah beberapa jenis penyakit kulit yang dimaksutkan, sekaligus akan dibahas juga cara pencegahannya.

1. Kudis

Kudis adalah penyakit kulit yang menular, penyakit ini dalam bahasa ilmiah disebut scabies, memiliki gejala gatal, dan rasa gatal tersebut akan lebih para pada malam hari. Sering muncul di tempat-tempat lembab di tubuh seperti misalnya, tangan, ketiak, pantat, kunci paha dan terkang di celang jari tangan atau kaki.

Cara Pencegahan penyakit kudis dapat dilakukan dengan mencuci sperai tempat tidur, handuk dan pakaian yan dipakai dalam 2 hari belakangan dengan air hangat dan deterjen.

2. Kurap

Penyakit Kurap merupakan suatu penyakit kulit menular yang disebabkan oleh fungsi. Gejala kurap mulai dapat dikenali ketika terdapat baian kecil yang kasar pada kulit dan dikelilingi lingkaran merah muda. Kurap dapat dicegah dengan cara mencuci tangan yang sempurna, menjaga kebersihan tubuh, dan mengindari kontak dengan penderita.

Kurap dapat diobati dengan anti jamur yang mengandung mikonazol dan kloritomazol dengan benar dapat menghilangkan infeksi.

3. Panau

Panau atau Panu adalah salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur. Penyakit panau ditandai dengan bercak yang terdapat pada kulit disertai rasa gatal pada saat berkeringat. Bercak-bercak ini bisa berwarna putih, coklat atau merah tergantung warna kulit si penderita.

Panau paling banyak dijumpai pada remaja usia belasan. Meskipun begitu panau juga bisa ditemukan pada penderita berumur tua.

Cara pencegahan penyakit kulit Panau dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan kulit, dan dapat diobati dengan obat anti jamur yang dijual di pasaran, dan dapat juga diobati dengan obat-obatan tradisional seperti daun sirih yang dicampur dengan kapur sirih dan dioleh pada kulit yang terserang Pana
Selengkapnya...

Pengobatan Dan Penanganan Gagal Ginjal

Pengobatan dan Penanganan Gagal Ginjal

Penanganan serta pengobatan gagal ginjal tergantung dari penyebab terjadinya kegagalan fungsi ginjal itu sendiri. Pada intinya, Tujuan pengobatan adalah untuk mengendalikan gejala, meminimalkan komplikasi dan memperlambat perkembangan penyakit. Sebagai contoh, Pasien mungkin perlu melakukan diet penurunan intake sodium, kalium, protein dan cairan. Bila diketahui penyebabnya adalah dampak penyakit lain, maka dokter akan memberikan obat-obatan atau therapy misalnya pemberian obat untuk pengobatan hipertensi, anemia atau mungkin kolesterol yang tinggi.
Seseorang yang mengalami kegagalan fungsi ginjal sangat perlu dimonitor pemasukan (intake) dan pengeluaran (output) cairan, sehingga tindakan dan pengobatan yang diberikan dapat dilakukan secara baik. Dalam beberapa kasus serius, Pasien akan disarankan atau diberikan tindakan pencucian darah {Haemodialisa (dialysis)}. Kemungkinan lainnya adalah dengan tindakan pencangkokan ginjal atau transplantasi ginjal.
Tindakan Pencegahan Terserang Penyakit Ginjal
Kita yang dalam kondisi “merasa sehat” setidaknya diharapkan dapat melakukan pemeriksaan kedokter/kontrol/laboratorium. Sedangkan bagi mereka yang dinyatakan mengalami gangguan Ginjal, baik ringan atau sedang diharapkan berhati-hati dalam mengkonsumsi oabat-obatan seperti obat rematik, antibiotika tertentu dan apabila terinfeksi segera diobati, Hindari kekurangan cairan (muntaber), kontrol secara periodik.
Minum air putih yang cukup setiap hari (8 gelas sehari), dapat merawat fungsi ginjal agar tetap baik. Pola hidup yang baik dan benar akan menghindarkan kita dari berbagai penyakit yang mungkin dapat menyerang kita.
Selengkapnya...

Rabu, 04 Januari 2012

Gejala Penyakit Demam Berdarah Dengue Dan Cara Pencegah

Gejala penyakit Demam Berdarah Dengue
Masa tunas / inkubasi  selama kurang lebih 3 – 15 hari
Penyakit DBD biasanya dimuali dengan demam tinggi terus menerus, disertai adanya tanda perdarahan, contohnya ruam yang mempunyai ciri-ciri merah terang. Penyakit DBD juga memiliki gejala lain seperti sakit perut, rasa mual, trombositopenia, hemokonsentrasi, sakit kepala berat, sakit pada sendi (artralgia), sakit pada otot (mialgia).
Gejala pada masa inkubasi adalah sebagai berikut :
  1. Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38 – 40 derajat Celsius).
  2. Pada pemeriksaan uji torniquet, tampak adanya jentik (puspura) perdarahan.
  3. Adanya bentuk perdarahan dikelopak mata bagian dalam (konjungtiva), Mimisan (Epitaksis), Buang air besar dengan kotoran (Peaces) berupa lendir bercampur darah (Melena), dan lain-lainnya.
    Terjadi pembesaran hati (Hepatomegali).
  4. Tekanan darah menurun sehingga menyebabkan syok.
  5. Pada pemeriksaan laboratorium (darah) hari ke 3 – 7 terjadi penurunan trombosit dibawah 100.000 /mm3 (Trombositopeni), terjadi peningkatan nilai Hematokrit diatas 20% dari nilai normal (Hemokonsentrasi).
  6. Timbulnya beberapa gejala klinik yang menyertai seperti mual, muntah, penurunan nafsu makan (anoreksia), sakit perut, diare, menggigil, kejang dan sakit kepala.
  7. Mengalami perdarahan pada hidung (mimisan) dan gusi.
  8. Demam yang dirasakan penderita menyebabkan keluhan pegal/sakit pada persendian.
  9. Munculnya bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah.
Ketidaktahuan masyarakat akan gejala penyakit ini menyebabkan DBD  mempunyai tingkat kematian tinggi. Oleh karena itu keluarga harus segera konsultasi ke dokter apabila penderita mengalami demam tinggi 3 hari berturut-turut. Banyak penderita atau keluarga penderita mengalami kondisi fatal karena menganggap ringan gejala-gejala tersebut.
Setelah masa inkubasi, anda juga harus berhati-hati karena proses penularan penyakit DBD kepada orang lain terjadi setelah tahap ini. Bentuk penularan kepada orang lain adalah sebagai berikut :
  • Bentuk abortif, penderita tidak merasakan suatu gejala apapun.
  • Dengue klasik, penderita mengalami demam tinggi selama 4 – 7 hari, nyeri-nyeri pada tulang, diikuti dengan munculnya bintik-bintik atau bercak-bercak perdarahan di bawah kulit.
  • Dengue Haemorrhagic Fever (Demam berdarah dengue/DBD) gejalanya sama dengan dengue klasik ditambah dengan perdarahan dari hidung (epistaksis/mimisan), mulut, dubur, dsb.
  • Dengue Syok Sindrom, gejalanya sama dengan DBD ditambah dengan syok atau presyok. Bentuk ini sering berujung pada kematian.
Cara pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue
Pada saat ini belum ada vaksin yang bisa mencegah demam berdarah, Pencegahan yang bisa dilakukan untuk menanggulangi demam berdarah adalah dengan menghapuskan atau mengurangi vektor nyamuk demam berdarah.
Perlu adanya kegiatan insiatif dari warga masyarakat atau keluarga untuk membersihkan tempat-tempat yang terdapat air tergenang, misalnya pot bunga, kaleng-kaleng kosong, menguras bak mandi setiap seminggu sekali, dan membuang hal – hal yang dapat mengakibatkan sarang nyamuk demam berdarah (Aedes aegypti), telah terbukti berguna untuk mengontrol penyakit yang disebabkan nyamuk.
Informasi yang kami berikan hanya sebatas memberikan pengetahuan kepada anda, jika anda mengalami gejala seperti diatas segera konsultasi dengan dokter anda
Selengkapnya...